Tak terasa saat ini sudah menginjak kepala tiga, jika flashback ke jaman dimana pesantren kadang mengingatkan pada keseruan saat itu, sebuah pengalaman yang tidak bisa dilupakan hingga sekarang. Tepatnya hampir tujuh belas tahun berlalu, namun sampai saat ini masih ada teman yang benar benar kenal hingga masih berbagi kabar hingga sekarang, walaupun memang tidak banyak.

Salah satunya adalah Latif yang menjadi teman masa kecil SMP, bertemu pada saat pernikahan sahabat juga ketika SMP. Ketika bertemu rasanya flashback ke jaman dimana kami pernah nakal bersama saat itu, misalnya saja pernah mengambil kelapa di sawah yang padahal itu adalah sawah oranglain, tanpa permisi pula, kadang juga kami pernah mengambil pisang di pinggir irigasi citarum.

Kenakalan itu jika dipikirkan tidak terlalu parah juga, karena memang pada saat itu kami kehabisan bekal, dan terpaksa mencari yang ada disekitar pondok, walaupun memang jaraknya lebih dari 2 km dari pondok, akan tetapi tetap saja kami sadar bahwa itu bukanlah perbuatan yang baik.

Latif ini menjadi sahabat yang saya rasa satu frekuensi dengan saya saat itu, mungkin jika sekarang tetap akrab pun akan tetap satu frekuensi, jiwa kami petualang saat itu, ibaratnya mencari kelapa ataupun pisang adalah survival.

Pernah suatu ketika kerumahnya padahal itu masih mondok, memang rumahnya tidak jauh dari pondok, bisa dibilang dengan jalan saja bisa sejam setengah sampai, namun kala itu kami menggunakan angkot untuk pergi kerumahnya, simpel sekali mengapa kami ingin kerumah si Latif ini, yakni ingin makan, hahaha,,,

Dia juga bilang ingin meminta bekal ke orang tuanya, dan saat datang kerumahnya tidak ada siapa siapa, entah kemana keluarganya pergi, namun untuk makan malam sepertinya masih tersisa, dan kami pun makan malam bersama.

Rumahnya amat sederhana sekali, rumah diperkampungan dan kala itu sebagian lantainya dari tanah, dan temboknya menggunakan anyaman bambu, memang beliau berasal dari keluarga yang berkecukupan, tapi yang saya salut adalah dia tetap rendah hati dan selalu tidak enakan dengan saya, hehe...

Dari sanalah kami semakin akrab dan bahkan hingga lulus dari pesantren pun, walaupun tidak lama karena kami sibuk dengan dunia yang baru.

Saat ini kami sudah memiliki keluarga masing masing, saya memiliki anak satu dan latif memiliki dua, sudah memiliki rumah yang bagus juga, dan sekarang sudah memiliki mobil, alhamdulilah rejeki memang tidak akan ada yang tahu.