Berlibur menjadi salah satu hal menyenangkan, apalagi bersama keluarga tercinta, setelah sekian lama berkutat dengan pekerjaan, pikiran juga perlu di refresh. Saya bersama keluarga juga teman (berserta keluarganya) berencana ingin pergi ke tempat yang belum pernah dikunjungi, salah satunya Parang Gombong.

Menurut  teman yang memang tempat tinggal orang tuanya dekat dengan Parang Gombong, tempat ini layak dikunjungi, namun sebaiknya pada sore hari atau pagi hari, karena jika siang hari terasa panas terik matahari.

BERLIBUR KE PARANG GOMBONG

Pada minggu siang setelah zuhur kami berangkat, dimulai dari tol Karawang timur hingga ke sadang, setelah keluar sadang kami hanya tinggal mengikuti google maps, karena memang belum pernah ketempat ini kan, walalupun ada teman yang rumahnya dekat dengan Parang Gombong, namun ternyata dia juga agak sedikit lupa dengan jalannya.

Jalannya melewati perkampungan, tidak terlalu besar, namun bisa dilewati dua mobil dari lawan arah, setelah beberapa menit melewati perkampungan yang lumayan ramai dengan penduduk, kami melewati jalan seperti perkebunan, sepi dan agak gelap, walalupun saat itu jam tiga sore. Jalan agak menanjak dan berkelok dilewati, jadi sangat disarankan bensin dalam keadaan yang cukup.

Setelah setengah jam berlalu, akhirnya kami sampai ke daerah bendungan, kebetulan memang parang gombiong ini merupakan aliran dari danau jatiluhur, jadi memang itu merupakan danau yang sangat luas.

MASUK KE KAWASAN PARANG GOMBONG

Saat nasuk kami harus membayar Rp20ribu untuk satu mobil saja, saya kurang tahu untuk sepeda motor ditarif dengan harga berapa, namun sepertinya sekitar Rp5ribu, cukup murah untuk tempat yang memang layak dikunjungi.

kami parkir dekat dengan warung yang menyajikan nasi liwet khas sunda, pastinya tak lengkap liburan jika tak 'papahare' atau makan bersama.

 b

Kami duduk-duduk sejenak dengan alas tikar seadanya, by the way memang sengaja membawa tikar karena sudah pasti disini tak tersedia tempat duduk, walaupun memang ada jasa pinjam tikar, tapi lumayan kan jika uangnya untuk membeli nasi liwet.

Makan bersama dengan nasi liwet dengan manu ikan bakar nila, dengan saus kecap juga cabai ekstra pedas, wuuuu... mantap syeukali.

Oh iya, nasi liwet yang kami makan sekiat 1,5 liter beras dengan menu lauk ikan nila dua kilogram, lalapan, gado-gado dua porsi dan seteko air teh panas, itu sudah cukup berenam orang, bahkan nasi liwetnya juga tak habis, masih menyisa saking banyaknya, dan kami hanya membayar Rp210ribu saja, cukup murah tentunya untuk menu sebanyak ini.

Kami berfoto-foto area pesisir danau, pemandangannya sangat indah dengan background danau dan belakangnya pegunungan purwakarta, pemandangan sore hari yang tak terlalu terik panas sinar matahari membuat sempurnanya pemandangan, anak-anakberlarian riang kesana kemari.

Berfoto diayunan tepi danau

Anda juga bisa menginap disini, karena memang banyak juga pengunjung yang membawa tenda pribadi untuk menginap, jika dibayangkan rasanya tentram sekali tentunya, menggelar tenda dengan serambi tikar didepannya, sambil membakar api unggun, ditemani sunyinya danau juga pemandangan gunung dibelakangnya yang terlihat semu dibawah langit malam dan taburan bintang.



Kami juga menaiki perahu untuk melihat pemadangan danau juga pegunungan disekitar danau jatilihur, sungguh indah sekali. Dan harga untuk satu orang pun sangat murah, hanya Rp20ribu saja, dan gratis untuk kecil usia lima tahun kebawah.

Menaiki perahu untuk mengelilingi indahnya danau jatiluhur di senja hari



Berikut ini video kami saat dalam perjalanan menggunakan perahu untuk mengelilingi indahnya jatiluhur